WIN Mentor Training for God's Mission in the Workplace

Oleh: Redaksi




Pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024, Mentor Training for God's Mission in the Workplace telah diselenggarakan melalui Zoom Meeting. Acara ini dirancang khusus untuk para pengurus dan pembimbing di persekutuan kantor, alumni, serta para profesional Kristen yang memiliki kerinduan untuk terlibat dalam pelayanan pemuridan, terutama di dunia kerja.


Pelatihan ini terbagi menjadi dua sesi utama, masing-masing berdurasi 60 menit, diikuti dengan sesi tanya jawab selama 20 menit. Johan Setiawan, seorang pakar di bidang pemuridan dan misi, serta Kepala Pusat Studi Teologi Nonformal L.E.A.D. Center di Sekolah Tinggi Teologi Bandung (STTB), diundang sebagai pembicara utama. Dengan pengalaman dan keahliannya, Johan Setiawan membimbing para peserta untuk memahami esensi dan ritme dalam praktik mentoring yang efektif.


Sesi 1: Esensi Mentoring


Sesi pertama bertema Esensi Mentoring dimulai dengan penjelasan mendalam mengenai pentingnya mentoring sebagai salah satu pilar utama dalam pelayanan gereja. Johan Setiawan menekankan bahwa mentoring bukan hanya sekadar aktivitas pendampingan biasa, tetapi lebih merupakan sebuah panggilan yang memiliki dampak jangka panjang dalam pertumbuhan rohani dan profesional seorang individu.


Johan juga menjelaskan bahwa mentoring di gereja berfungsi sebagai alat penting untuk membantu jemaat bertumbuh dan berbuah di tempat kerja mereka masing-masing. Ia menambahkan bahwa melalui mentoring, individu dapat menjadi saksi Kristus yang lebih efektif di lingkungan profesional mereka. Mentoring juga dilihat sebagai pengalaman relasional di mana seorang mentor memberdayakan mentee dengan membagikan berbagai sumber daya yang telah diberikan oleh Tuhan. Sumber daya ini mencakup keterampilan, pengalaman, serta kebijaksanaan rohani yang dapat mendorong pertumbuhan dan transformasi spiritual.


Selama sesi ini, Johan mengutip definisi mentoring dari Paul Stanley dan Robert Clinton, yang menggambarkan mentoring sebagai “a relational experience through which one person empowers another by sharing God’s resources.” Definisi ini menjadi dasar bagi para peserta untuk memahami bahwa mentoring lebih dari sekadar transfer pengetahuan; ini adalah proses transformasi yang melibatkan hubungan yang dalam dan bermakna.


Sesi 2: Ritme Mentoring


Sesi kedua yang bertema Ritme Mentoring melanjutkan pembahasan dengan fokus pada bagaimana menerapkan ritme dan struktur dalam setiap pertemuan mentoring. Johan Setiawan menekankan bahwa penting bagi setiap mentor untuk memahami dan menerapkan ritme yang konsisten dalam setiap sesi mentoring, yang didasarkan pada prinsip-prinsip esensial dari mentoring itu sendiri.


Johan memperkenalkan konsep konstelasi mentoring, yang mencakup tiga jenis relasi: mentor yang membimbing, rekan sejawat yang bertumbuh bersama, dan mentee yang dibimbing. Menurut Johan, konstelasi ini sangat penting karena dapat menjamin adanya perkembangan dan perspektif yang sehat dalam hidup dan pelayanan seseorang. Ia juga membahas berbagai macam relasi mentoring, dari yang sangat intensif seperti pemuridan dan bimbingan spiritual, hingga yang lebih pasif seperti belajar dari model historis atau kontemporer.


Lebih lanjut, Johan menguraikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa individu yang berhasil mencapai kedewasaan rohani dan profesional biasanya memiliki berbagai bentuk mentoring sepanjang hidup mereka. Ia memberikan contoh bahwa dari masa kanak-kanak hingga dewasa, seseorang membutuhkan berbagai jenis mentoring seperti modeling, coaching, dan komunitas yang mendukung.


Selain itu, Johan menyoroti pentingnya meneladani kehidupan Yesus Kristus sebagai mentor agung. Menurutnya, inti dari mentoring adalah adanya relasi yang mendalam dan bermakna, yang tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan tetapi juga pada transformasi hidup secara keseluruhan. Peserta diajak untuk mengidentifikasi elemen-elemen esensial dalam relasi mentoring, sehingga mereka tidak hanya menguasai teknik-teknik mentoring tertentu, tetapi juga memahami dan menghayati esensi dari mentoring itu sendiri.


Dampak dan Harapan


Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para peserta yang hadir, yang sebagian besar berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan dan daerah. Mereka mendapatkan wawasan baru mengenai bagaimana menjalankan peran sebagai mentor dengan lebih efektif, baik di lingkungan kerja maupun dalam pelayanan rohani.


Diharapkan, dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama pelatihan, para peserta dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk mendukung misi Allah di tempat kerja mereka masing-masing. Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen transformasi yang membawa dampak positif yang berkelanjutan, tidak hanya dalam kehidupan mereka sendiri tetapi juga dalam kehidupan orang lain yang mereka bimbing.


Secara keseluruhan, acara pelatihan ini menjadi momen penting bagi para profesional Kristen untuk memperdalam pemahaman mereka mengenai mentoring dan bagaimana mereka dapat lebih berkontribusi dalam pelayanan gereja dan masyarakat luas melalui panggilan mereka di dunia kerja.

Beberapa peserta memberikan komentar positif mengenai sesi pelatihan WIN Mentor Training. Mereka merasa mendapatkan banyak wawasan dan informasi tentang mentoring, serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai pemuridan. Para peserta juga lebih mengerti tentang dunia mentoring dan pentingnya membangun relasi yang intensional. Selain itu, mereka memperoleh insight berharga untuk kegiatan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) atau kelompok sel (komsel). Peserta juga mengapresiasi langkah-langkah praktis yang diberikan dalam menjalankan mentoring dan memahami apa yang paling penting dalam proses mentoring tersebut.

Untuk lebih lengkapnya, silakan menyaksikan rekaman  Mentor Training for God's Mission in the Workplace berikut ini:


in News
# News
Administrator August 13, 2024
Share this post
FIND MORE