Work as an Act of Worship

Oleh: Redaksi

Kutipan dari Kolose 3:23 yang berbunyi "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" memiliki resonansi mendalam bagi para profesional Kristen di era modern. Meski sering dikutip sebagai slogan motivasi, makna sejati dari ayat ini jauh lebih revolusioner dari sekadar dorongan untuk bekerja keras.


Ketika Rasul Paulus menulis surat ini dari balik jeruji penjara sekitar tahun 60-61 Masehi, ia sedang berbicara dalam konteks hubungan tuan-budak yang umum pada masa itu. Namun, prinsip yang ia sampaikan membawa transformasi radikal dalam memandang pekerjaan - dari sekadar kewajiban menjadi bentuk ibadah kepada Tuhan.


Kisah Daniel dan ketiga temannya di Babel memberikan teladan yang baik tentang prinsip ini. Meski berada dalam sistem yang asing dan potensial bermusuhan, mereka menunjukkan keunggulan luar biasa dalam pekerjaan mereka. Alkitab mencatat bahwa mereka ditemukan "sepuluh kali lebih cerdas dan bijaksana" dibanding rekan-rekan mereka (Dan. 1:20). Keunggulan ini bukan sekadar hasil dari kemampuan teknis, melainkan buah dari komitmen mereka untuk melayani Tuhan melalui pekerjaan mereka.


"Segenap hati" dalam konteks modern mengandung dimensi yang lebih dalam dari sekadar pencapaian excellence. Ini berbicara tentang kesadaran penuh (mindfulness) dalam bekerja - memahami bahwa setiap tugas, setiap interaksi, dan setiap keputusan adalah kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Ketika seorang profesional Kristen bekerja dengan mindful, ia tidak sekadar mengejar target atau KPI, tetapi menyadari bahwa pekerjaannya adalah wadah untuk menyatakan karakter Kristus.


Dalam praktiknya, bekerja dengan segenap hati berarti mengembangkan integritas yang konsisten - baik ketika diawasi maupun tidak. Ini termasuk memberikan yang terbaik dalam tugas-tugas yang tampaknya sepele, menghormati rekan kerja terlepas dari posisi mereka, dan menjaga standar etika yang tinggi bahkan ketika menghadapi tekanan untuk berkompromi.


Lebih jauh lagi, prinsip ini mengajak kita untuk melihat pekerjaan bukan sebagai beban atau sekadar sarana mencari nafkah, melainkan sebagai panggilan ilahi. Setiap profesional Kristen, apapun bidangnya, memiliki kesempatan untuk menjadi "garam dan terang" di tempat kerja mereka melalui kualitas kerja yang unggul dan karakter yang mencerminkan Kristus.


Tantangan bagi para profesional Kristen modern adalah mengintegrasikan prinsip ini ke dalam realitas dunia kerja yang semakin kompleks. Ini bukan tentang mencapai kesempurnaan, melainkan tentang konsistensi dalam mengupayakan yang terbaik, sambil terus bergantung pada anugerah Tuhan. Dengan demikian, Kolose 3:23 menjadi lebih dari sekadar ayat hafalan - ia menjadi kompas yang mengarahkan setiap langkah perjalanan profesional kita.


Redaksi February 13, 2025
Share this post
FIND MORE