Dalam film LaLaLand, Cek Toko Sebelah dan The Great Wall digambarkan kisah perjalanan hidup orang-orang yang berbeda, di tempat dan situasi yang bebeda-beda pula. LaLaLand mengisahkan perjuangan Sebastian dan Mia menggapai mimpi kejayaan jadi bintang di Hollywood. Dengan kegigihan dan daya adaptasi melawan keraguan, intrik persaingan dan tekanan kegagalan dan depresi. Cek Toko Sebelah adalah gambaran situasi umum di Indonesia : pertentangan keinginan dan ekspektasi antar generasi. Generasi tua ingin anak melanjutkan usaha dan mimpi mereka sementara yang muda ingin menggapai impian pribadi. Terjadi tarik menarik antara jadi anak baik memenuhi harapan orang tua dan jadi anak durhaka yang menuruti kemauannya sendiri. Kisah Great Wall berbeda, disini tidak ada keinginan pribadi melainkan tujuan tunggal untuk menjaga benteng dari serangan mahluk asing dengan segala cara dan resikonya termasuk nyawa para prajurit dan komandannya.
Semua orang dalam ketiga film di atas memiliki tujuan dan mimpi yang ingin diraih, dengan kata lain jelas bagi mereka apa yang menjadi panggilan/’calling’ dalam hidup mereka. Mereka memperjuangkan panggilan itu dengan cara masing-masing, menjalani hidup penuh warna dalam mencapai tujuannya. Sepanjang hidupmu sampai hari ini, pernahkah kamu berpikir mengapa kamu ada di dunia ini, disini masa kini sebagai diri kamu yang unik, tidak ada duanya. Apa implikasi menjadi anak Tuhan ? Apa rencana Tuhan untuk hidupmu ? Atau hidup hanya berjalan mengalir, kamu ikuti saja arusnya. Yang penting kamu dan keluargamu nyaman dan aman buat apa memikirkan hal yang rumit dan bisa melakukan apa yang kamu mau.
Jika kita lihat kembali dalam Alkitab, keseluruhan hidup kita tidak terlepas dari konteks narasi besar Allah tentang kehidupan manusia di dunia ini. Secara garis besar narasi ini dapat dibagi dalam 4 tahap sejarah kemanusiaan di dunia. Pertama kitab Kejadian, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, termasuk manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Semuanya adalah baik bahkan sangat baik. Kedua, terjadi kejatuhan sehingga semua yang baik itu menjadi ‘broken’, hancur karena dosa masuk dunia. Ketiga, Allah yang maha Kasih menyediakan jalan keluar melalui keputusanNYA mengutus Kristus mati di salib, dibangkitkan dan menebus dosa kita. Cerita tidak berhenti sampai disini saja, setelah penebusan cerita masih tetap berjalan ke bagian keempat atau terakhir yaitu halaman terakhir Alkitab dalam kitab Wahyu : adanya pemulihan dari semua kejatuhan dalam langit baru dan bumi baru. Kita hidup dimasa ‘already but not yet’ sudah ada penebusan Kristus tetapi belum terjadi pemulihan dunia sepenuhnya.
Secara umum anak Tuhan dipanggil untuk menjadi rekan sekerja Allah melanjutkan dan menjadi perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini. Seperti rancangan di taman Eden, Adam dan Hawa diperintahkan untuk berkarya. Allah kita adalah Allah yang bekerja baik di awal penciptaan dan seterusnya sampai hari ini Allah terus bekerja : memelihara, mencipta, mengatur, menopang dunia. Bayangkan kalau Allah berhenti bekerja, bumi berhenti berputar matahari tidak bersinar, pohon tidak mengeluarkan oksigen, kita berhenti bernafas. Hakekat kita sebagai imago dei membuat kita mahluk bekerja. Bekerja dan pekerjaan itu baik dan penting di mata Allah dan bukanlah merupakan akibat dosa. Sedari awal kita dirancang untuk bekerja sama dengan Allah. Karena kejatuhan dalam dosa, panggilan umum untuk bekerja/berkarya ini menjadi sulit ada banyak kerusakan dan kejatuhan di tiap bidang kehidupan manusia.
Secara khusus tiap tiap dari kita diberikan karunia, bakat, kemampuan, talenta khas yang dapat kita kembangkan. Inilah yang menjadikan diri kita berbeda, khusus tidak sama dengan manusia lainnya. Allah memanggil kita secara pribadi untuk membawa syalom dan men-transformasi dunia di mana kita berada sehingga kerajaan Allah mulai menjadi nyata di dunia ini. Apa panggilan pribadi kita merupakan hal yang terus kita doakan dan cari.