“Setelah saya doakan dan gumulkan saya akan buka start up bidang pendidikan, saya tidak terpanggil jadi hamba Tuhan”. “Akhirnya saya memutuskan keluar dari pekerjaan duniawi saya untuk jadi hamba Tuhan full time.”
Membaca kutipan dua pernyataan di atas, apa yang muncul di kepala anda ? Sepertinya ada perbedaan antara ‘bisnis Tuhan’ dan ‘bisnis dunia’. Ada panggilan pada pekerjaan ‘rohani’ atau pada pekerjaan ‘sekular’. Pekerjaan ‘rohani’ menjadi hamba Tuhan full timer dianggap berada dalam hierarki kesucian tertinggi diikuti oleh aktifis rohani atau bekerja di lembaga Kristen terkait sementara pekerjaan ‘sekular’ berada di tangga bawah bahkan terbawah.
Martin Luther mengatakan: "Tidak diragukan bahwa ide bahwa melayani Tuhan seharusnya hanya terkait dengan altar gereja, bernyanyi, membaca Alkitab dan sejenisnya merupakan trik iblis yang paling merusak. Iblis dengan efektif telah menjauhkan kita dari Tuhan dengan masuknya konsep berpikir bahwa pelayanan hanya di gereja saja... " Padahal menurut Luther : "... seluruh dunia berlimpah dengan pelayanan bagi Tuhan, tidak hanya di gereja-gereja, tapi juga di rumah, dapur, bengkel, kantor, lapangan." (dikutip, O.E. Feucht, Everyone a Minister, 80).
Di dalam setiap fase kehidupan, kita selalu berhadapan dengan kesulitan dan tantangan. Di fase remaja, kita dibebani oleh tugas-tugas sekolah, gejolak hormon—yang seringkali menyulitkan sebagian orang, peralihan tanggung jawab dari masa kanak-kanak ke masa remaja, dan persoalan-persoalan lainnya. Memasuki masa dewasa, tantangan yang kita hadapi kian kompleks. Tantangan itu adalah tuntutan untuk segera bekerja setelah memasuki masa studi, apalagi kita memasuki usia produktif bekerja. Setiap masa memiliki tantangannya sendiri, tak terkecuali saat kita bekerja.
Dalam film LaLaLand, Cek Toko Sebelah dan The Great Wall digambarkan kisah perjalanan hidup orang-orang yang berbeda, di tempat dan situasi yang bebeda-beda pula. LaLaLand mengisahkan perjuangan Sebastian dan Mia menggapai mimpi kejayaan jadi bintang di Hollywood. Dengan kegigihan dan daya adaptasi melawan keraguan, intrik persaingan dan tekanan kegagalan dan depresi. Cek Toko Sebelah adalah gambaran situasi umum di Indonesia : pertentangan keinginan dan ekspektasi antar generasi. Generasi tua ingin anak melanjutkan usaha dan mimpi mereka sementara yang muda ingin menggapai impian pribadi. Terjadi tarik menarik antara jadi anak baik memenuhi harapan orang tua dan jadi anak durhaka yang menuruti kemauannya sendiri. Kisah Great Wall berbeda, disini tidak ada keinginan pribadi melainkan tujuan tunggal untuk menjaga benteng dari serangan mahluk asing dengan segala cara dan resikonya termasuk nyawa para prajurit dan komandannya.
Apakah calling, vocation dan job itu sama? Bila kita perhatikan ketika seseorang akan kuliah dan mencari jurusan apa, maka kriterianya adalah apakah jurusan tersebut berpotensi menempatkan kita pada pekerjaan yang baik dan menghasilkan serta memiliki karir yang baik nantinya setelah bekerja. Lalu setelah bekerja ada banyak lagi yang bingung ketika ada masalah dalam pekerjaan, haruskah pindah kerja, pindah profesi atau bertahan. Lalu kita coba doakan dan putuskan, walaupun belum tentu yakin betul. Kita belum punya pegangan yang agak jelas dalam pengambilan keputusan.
Menurut saya sebagai praktisi komunikasi dan branding, ‘calling’ itu seperti visi hidup kita yang terus menerus harus kita pertajam dan cari/rumuskan. Bila sudah agak jelas, ‘calling’ ini menjadi tolok ukur pengambilan keputusan yang kita lakukan dalam hal kerja. Kita dapat mencari vocation/profesi-profesi apa yang tersedia di dunia ini untuk memenuhi calling kita. Kita dapat menimbang-nimbang mana yang lebih tepat dan sesuai dengan keadaan/kondisi kita saat ini. Barulah kita cari atau buat job/pekerjaan-nya dengan ‘job description’ spesifik dari alternatif yang ditawarkan oleh pasar kerja atau kita citpakan sendiri peluang kerja kita.
“We are simply God’s servants…Each one of us does the work which the Lord gave him to do: I planted the seed, Apollos watered the plant, but it was God who made the plant grow.”
(I Corinthians 3:5-6, TEV)
I. Introduction: You Were Created to Become Like Christ
In the purpose #3 of his book_ftn1" title="">[1], Rick Warren reminded us that we were created to become like Christ. He said that from the very beginning, God’s plan for each of us has been to make each of us like His Son, Jesus. God announced this intention in our Creation (Gen.1:26-27) and Redemption (Rom.8:28-29). What does the full “image and likeness” of God look like? It looks like Jesus Christ!
God’s ultimate goal or purpose for our life on earth is character development (not comfort, exactly!). God wants us to grow up spiritually and become like Christ. Becoming like Christ does not mean losing our personality. He himself created our uniqueness, so for sure He certainly doesn’t want to destroy it. But, Christlikeness is all about transforming our character, not our personality (Rom.12:1-2; Eph.4:23-24). Sometimes, God uses problem, suffering, and difficult circumstances to build and develop Christlike character in our lives. What happens outwardly in our life is not as important as what happens inside us. God knows what is best for each of us.